Jamaah Mendesak Yayasan Al-Huda Transparansi Keuangan Dipertanyakan

Terpopuler1724 Dilihat
banner iklan ukuran 468x60

đź‘‘Mahkotariau.comINHIL -Polemik terkait dugaan ketidaktransparanan pengelolaan aset dan dana umat di lingkungan Masjid Al-Huda Tembilahan kembali mencuat. Hal ini terjadi setelah serangkaian wawancara dan investigasi lapangan mengungkap minimnya laporan terbuka terkait pemanfaatan aset serta pemasukan masjid selama lebih dari satu dekade terakhir. Kejadian ini terungkap dalam agenda pertemuan dengan pengurus Yayasan Al-Huda pada Minggu (16/11/2025).

Dalam wawancara yang berlangsung di Aula Yayasan Al-Huda, pengurus harian hanya memberikan penjelasan umum terkait beberapa kegiatan pemeliharaan masjid. Beberapa di antaranya meliputi pembelian paket perlengkapan kuliner, pengadaan karpet sebanyak 10 gulung, pengecatan, perbaikan tempat wudu, serta sejumlah perbaikan kecil lainnya. Namun ketika diminta menjelaskan besaran dana yang digunakan dalam kegiatan tersebut, pihak pengurus tidak memberikan rincian angka yang jelas.

banner 336x280

Kami tidak bisa menyebutkan jawabannya, karena memang tidak dijelaskan berapa totalnya,” ungkap salah satu warga yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.Aset Bernilai Tinggi Diduga Tidak Dilaporkan Secara Terbuka

Berdasarkan hasil investigasi lapangan, Masjid Al-Huda diketahui memiliki aset fisik berupa deretan ruko sebanyak 20 pintu dengan sarang burung walet di bagian lantai atas. Aset tersebut dilaporkan telah menghasilkan pemasukan rutin selama lebih dari sepuluh tahun.

Selain aset ruko dan walet, terdapat pula area parkir masjid yang disebut menghasilkan sekitar Rp 3.500.000 per bulan. Semua pemasukan ini dikabarkan diterima langsung oleh Yayasan Al-Huda secara rutin setiap bulan.

Jika dihitung secara kasar, pemasukan dari aset tersebut diperkirakan telah mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah selama bertahun-tahun. Namun hingga kini, laporan pengelolaan dana tersebut tidak pernah diumumkan secara terbuka kepada jamaah.

Publik Pertanyakan Transparansi.
Beberapa jamaah mengaku heran karena laporan keuangan yang diumumkan setiap hari Jumat hanya berisi data infak mingguan. Tidak pernah ada laporan menyangkut pemasukan dari ruko, walet, ataupun area parkir.

Yang diumumkan itu hanya infak mingguan. Aset besar tidak pernah disentuh laporan. Sampai sekarang publik tidak pernah tahu berapa sebenarnya aset umat yang diterima dan digunakan untuk apa,” ujar salah seorang jamaah yang enggan disebut namanya.

Minimnya informasi ini kemudian memicu berbagai spekulasi di tengah masyarakat terkait apakah pengelolaan dana tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan umat atau terdapat dugaan penyalahgunaan.

Publik Mendesak Transparansi.
Buntut dari persoalan ini, sejumlah jamaah mendesak agar Yayasan Al-Huda segera membuka laporan keuangan secara transparan, lengkap, dan terperinci. Mereka menegaskan bahwa dana yang berasal dari aset masjid merupakan amanah umat dan wajib dipertanggungjawabkan secara terbuka, bukan hanya diketahui internal pengurus.

Supaya anggaran aset umat dipertanggungjawabkan di hadapan publik dan jamaah. Jangan sampai keraguan ini berubah menjadi ketidakpercayaan,” tegas salah satu tokoh masyarakat setempat.

Harapan Jamaah.
Jamaah berharap pengurus masjid dapat segera memberikan klarifikasi resmi, menerbitkan laporan keuangan tahunan, serta membangun sistem akuntabilitas yang lebih terbuka. Langkah tersebut dinilai penting agar Masjid Al-Huda tetap menjadi pusat kepercayaan dan kebersamaan umat.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *